Jenjang Tersulit

Salah satu hal pertama kali yang mengindikasikan aku adalah orang yang bodoh adalah ketika aku TIDAK DITERIMA di SDN Baleharjo 2 dan harus "terbuang" di SDN BALEHARJO 1 yang waktu itu siswannya masih kurang dan belum sebagus saat ini prestasinnya. Hal tersebut berdampak langsung pada jenjang satu tingkat diatasnya yaitu SMP, hampir semua siswa SD di Pacitan berkeinginan untuk bersekolah di SMP Negeri 1 Pacitan, dan aku tahu bahwa sulit sekali berangkat dari SDN Baleharjo 1 untuk diterima di SMP Negeri 1 Pacitan. Mengetahui hal tersebut, aku maksimalkan masa-masa SD ku dengan selalu peringkat "atas" di kelas dan berakhir menjadi lulusan terbaik ke-2 di SDN Baleharjo 1 waktu itu. 

Pada saat itu untuk melanjutkan ke SMP Negeri 1 Pacitan masih ada jalur tes dan nilai rapor, banyak dari siswa SDN Baleharjo 1 mendaftar selain itu juga mendaftar di SMP Negeri 2 Pacitan yang waktu itu hanya menggunakan nilai rapor dan sebagai cadanganku sekolah jika tidak diterima di SMP Negeri 1 Pacitan. Pada saat pengumuman alhamdulillah aku diterima, dan hanya 5 (kalau tidak salah) dari SDN Baleharjo 1 yang diterima di SMP Negeri 1 Pacitan dari total 200-an siswa yang diterima, bayangkan ! hampir 80% yang diterima itu berasal dari SDN Baleharjo 2 dan SDN Pacitan. Jadi mereka masuk SMP N 1 Pacitan udah ada temennya masing-masing, lha aku ? diam, duduk depan, kalau ada yang ngajak kenalan, ya kenalan, dan apesnya lagi yang membuatku langsung takut dan tidak percaya diri ketika masuk SMP N 1 Pacitan adalah aku masuk kelas A, sekelas dengan siswa peraih nilai UN SD tertinggi di Pacitan sekaligus peraih nilai tertinggi tes masuk SMP N 1 Pacitan, Selain itu pas masuk kelas mereka yang berasal dari beda-beda SD pun seperti udah kenal dan pernah ketemu serta yang dibicarakan adalah event-event lomba yang pernah mereka ikuti mengindikasikan mereka adalah siswa-siswa yang sering ikut kompetisi, Lah aku ? aku malah fokus ngejar rangking di kelas waktu SD.

Kemudian setelah 2 semester dilalui, kami mulai akrab. namun situasi menunjukan hal yang berbeda antara SD dan SMP serta sangat sulit untuk aku terima. Yang pertama, dari sisi prestasi pada awal masuk aku sudah menurunkan target rangking yang waktu SD adalah 5 besar menjadi 10 besar rangking di SMP mengingat teman-temanku yang super-super, membuatku tetap saja belum masuk 10 besar, bahkan jauh dari 10 besar, posisi terbaik rangking yang pernah aku lalui di SMP N 1 Pacitan adalah peringkat 11 di kelas.

Yang kedua, dari sisi organisasi waktu itu organisasi wajib pertama yang harus diikuti siswa adalah Pramuka, di pramuka aku menemukan teman yang akrab sampai sekarang, sebagian besar dari SD Baleharjo 2, namun sebuah kesalahan ketika aku ternyata tidak aku imbangi mengikuti OSIS waktu itu, sehingga pas teman-temanku ngumpul aku gak ikut ngumpul sendiri karena aku bukan OSIS -_-. Bahkan aku melihat OSIS waktu itu sangat asyik sekali baik orang-orang yang ada di dalamnya maupun aktivitas-aktivitas mereka. Aku merasa tertinggal dan menjadi orang tidak berguna karena tidak mengikuti OSIS waktu itu. Bahkan lebih parah lagi di Pramuka aku juga tidak menjabat di posisi penting-penting banget. Sehingga dari sisi organisasi aku seperti benar-benar orang tidak berguna dan gagal waktu SMP.

Yang ketiga, dari sisi asmara, nah ini yang paling parah, teman-teman akrabku dari pramuka jumlahnya 5 dan sering ngumpul-ngumpul gitu, lama waktu berjalan satu per satu dari mereka punya gebetan, dan mereka itu romantis sekali sepedahan kemana-mana bareng, double date gitu sama teman akrab yang lain, pulang pramuka jalan-jalan ke alun-alun. Lah aku ? jadi obat nyamuk mereka, pas mereka jalan itu kek gak bisa nafas, dan lega banget pas gebetan-gebetan mereka udah pulang -_-. Udah gitu, niatnya mau "menyamai" mereka dengan punya pacar tapi gak dapat-dapat, dan itu berlangsung hampir sampai lulus, bayangkan.

Yang keempat, dari sisi "tumpakan". Ketika yang lain menggunakan onthel hanya pas gebetannya bawa onthel, aku masih menggunakan onthel sebagai kendaraan utama, dan momen paling parah adalah setiap masuk pramuka, hampir semua temen-temenku bawa motor hanya aku dan salah satu temanku yang bawa onthel, itu pun dia pasti pulangnya sama gebetannya yang juga bawa onthel dan kemana-mana beriringan onthelan gitu, romantis banget. sampai suatu ketika aku ada motor pinjaman dan aku bawa saat masuk pramuka, langsung banyak yang nanya "Ini motor siapaaaaa ?" sampai kesel gue jawabnya --". Dari sini aku sadar hidup itu sebenarnya gampang, yang bikin sulit itu gengsinnya.

Yap mungkin itu saja hal-hal sulit yang aku lalui di SMP, gak baik jika kebanyakan, dibalik kesulitan yang aku lalui di masa SMP banyak hal bermanfaat dan penting aku dapatkan untuk hidupku yang pengaruhnya sampai saat ini salah satunnya yaitu TEMAN.



Popular Posts